Secara garis besar, tingkatan pendidikan di Singapura sebenarnya hampir tidak berbeda dengan yang diterapkan di Indonesia. Ada beberapa tingkatan, yakni junior college meliputi pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, selanjutnya pra-universitas atau di Indonesia di sebut sekolah menengah atas (SMA), diploma atau politeknik, hingga terakhir universitas dan pascasarjana.
Dan jika merujuk dari sejarah, pembangunan pendidikan di Singapura sebenarnya masih bisa dikatakan belum begitu lama. Ada tiga universitas negeri di Singapura, yakni National University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University (NTU), dan Singapore Management University (SMU).
Dari ketiganya, NUS merupakan yang tertua, berdiri tahun 1905, selisih 39 tahun dengan Indonesia ketika Pemerintah Belanda mendirikan Universiteit van Indonesie di Jakarta pada tahun 1946. Sedangkan dua universitas lainnya yakni NTU berdiri tahun 1981, dan SMU baru didirikan tahun 2000. Namun, Singapura yang baru mengecap kemerdekaannya pada 1965 itu bisa dengan pesat berkembang dalam pendidikan dunia.
Pada tahun 2000, majalah Newsweek mencatat bahwa seluruh jurusan NUS masuk peringkat kelima universitas terbaik Asia. Majalah Times London tahun 2004 menempatkan NUS pada peringkat ke-18 dari 200 universitas terbaik dunia, sementara NTU sendiri, pernah menempati posisi 48 universitas terbaik di dunia versi Times Higher Education Supplement tahun 2005.
Dikutip dari hasil wawancara dengan wartawan SP, Henry Sitinjak, Director Education Services Singapore Tourism Board (STB) Magdalene Lee mengatakan bahwa pemerintah Singapura sangat serius dalam dunia pendidikan sejak dicanangkan program internasionalisasi pendidikan pada semua tingkatan pada 2002. Konsep itu berangkat dari kesadaran lemahnya Singapura dalam hal sumber daya alam maupun luas wilayah, untuk menjadikan negeri tersebut makmur.
Hasilnya, jumlah siswa internasional yang datang ke Singapura melonjak tajam. Dari mencapai hanya ribuan pada 2002, kini membludak menjadi 80.000 siswa, yang berasal dari 120 negara di dunia. Mayoritas siswa program internasional berasal dari Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Korea Selatan dan India. Sedangkan jumlah pelajar Indonesia, kata Lee, menempati urutan ketiga terbanyak setelah Tiongkok dan Malaysia.
“Negara ini sangat terbuka dengan keberagaman. Ini adalah salah satu faktor kesuksesan kami. Di sini, semua etnis bangsa ada. Kehadiran siswa internasional akan membawa perspektif global pada pendidikan kami, sehingga para siswa Singapura secara tidak langsung juga belajar dengan keberagaman yang ada di dunia,” kata Lee.
Leave a comment